Ticker

6/recent/ticker-posts

 

DOLANAN TRADISIONAL SEBAGAI METODE

DALAM PEMBELAJARAN




 

         Dolanan tradisional merupakan bentuk permainan yang berkembang berdasarkan kebiasaan masyarakat di daerah tertentu. Ada berbagai jenis dolanan tradisional yang berkembang di daerah Jawa terutama di daerah Jawa Tengah. Dolanan tersebut seperti engklek, jamuran, cublak-cublak suweng, egrang, gobag sodor, dan lain sebagainya. Dolanan tradisional memiliki banyak manfaat jika dimainkan oleh anak-anak terutama usia sekolah dasar. Dolanan dapat melatik keterampilan peserta didik pada aspek psikomotor maupun sosial. Melalui dolanan tradisional peserta didik dapat melakukan aktivitas fisik ringan di dalam sebuah permainan. Hal ini akan melatih kemampuan peserta didik pada ranah psikomotor karena saat melakukan dolanan ada aktivitas seperti berlari, menari, bernyanyi, melompat, dan aktivitas fisik lainnya. Selanjutnya, manfaat lain dari dolanan tradisional yaitu melatih kemampuan sosial peserta didik. Hal ini karena dolanan membutuhkan komunikasi yang baik dengan teman lain saat memainkan sebuah permainan.

       Dalam proses pembelajaran, metode permainan tentunya sangat diminati oleh peserta didik di sekolah. Motivasi peserta didik saat melaksanakan pembelajaran menggunakan permainan tentunya meningkat karena suasana pembelajaran yang menyenangkan. Dolanan tradisional bisa menjadi salah satu alternatif untuk metode pembelajaran. Beberapa dolanan tradisional yang bisa diinternalisasikan di dalam pembelajaran seperti engklek, cublak-cublak suweng, dan jamuran. Dolanan tersebut bisa dimainkan dan diinternalisasikan di berbagai materi pembelajaran. Pada tingkat sekolah dasar, dolanan tersebut bisa juga diinternalisasikan ke dalam materi Bahasa Jawa.

            Dolanan pertama yang bisa dijadikan diimplementasikan di dalam metode permainan adalah engklek. Permainan ini dimainkan menggunakan bantuan gaco dan gambar susunan persegi di tanah. Permainan ini menggunakan lompatan dari satu persegi ke persegi lainnya. Untuk bisa diimplementasikan di dalam pembelajaran, gaco yang biasanya menggunakan serpihan genting atau benda lain bisa diganti dengan amplop materi. Nantinya peserta didik bisa mengumpulkan amplop informasi tersebut untuk didiskusikan dengan temannya satu kelompok. Amplop tersebut bisa dimodifikasi dengan motif batik, agar peserta didik juga bisa mengenal budaya Indonesia dari media tersebut.

            Dolanan kedua yang bisa diimplementasikan di dalam metode permainan yaitu cublak-cublak suweng. Cublak-cublak suweng merupakan permainan yang dilakukan oleh lebih dari 3 anak. Salah satu anak bertugas sebagai penjaga permainan dengan posisi seperti sujud. Teman lainnya melakukan permainan di atas punggung penjaga, dengan memindahkan gaco dari satu tangan ke tangan lainnya. Untuk diimplementasikan di dalam pembealjaran, gaco ini diganti dengan kertas berisi pertanyaan pembealajran. Hal ini bisa berfungsi untuk membantu peserta didik merecall Kembali materi yang sudah dipelajari sebelumnya. Saat permaianan cublak-cublak suweng, peserta didik juga menyanyikan lagu Cublak-Cublak suweng secara semangat untuk menambah semarak permainan.

            Permainan ketiga yang bisa digunakan di dalam metode permainan yaitu jamuran. Jamuran dimainkan oleh 4-10 anak. Anak-anak tersebut nantinya membentuk lingkaran besar dan memainkan permainan jamuran sambil bernyanyi lagu “Jamuran”. Dalam menerapkan permainan jamuran di dalam pembelajaran, bisa diisi dengan pertanyaan-pertanyaan seputar pembelajaran yang sudah dilakukan sebelumnya. Permainan ini sejatinya merupakan permaianan tebak-tebakan yang dikemas lebih menyenangkan karena diiringi dengan lagu-lagu yang sifatnya semangat.

            Dolanan tradisional hendaknya selalu dilestarikan agar eksistensinya tidak tergerus oleh perkembangan zaman. Guru di sekolah perlu memperkenalkan permaianan ini kepada peserta didik, agar permainan tradisional tidak dilupakan. Permaianan tradisional ini memiliki banyak manfaat seperti dapat melatih ranah psikomotor peserta didik, melatih kemampuan sosialisasi dan komunikasi terhadap orang lain, dan bisa diimplmentasikan sebagai metode pembelajaran di sekolah.

 

 

SYLVIA ANGGRAENI

GURU SDN KALIREJO KECAMATAN GRABAG

KABUPATEN PURWOREJO JAWA TENGAH

 

 

Posting Komentar

0 Komentar