MEDIA AR (AUGMENTED REALITY) TINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA SD
SYLVIA ANGGRAENI
GURU SDN KALIREJO KECAMATAN GRABAG, PURWOREJO, JAWA TENGAH
Keberhasilan sebuah proses pembelajaran akan terlihat jika tujuan pembelajaran yang telah dirancang bisa tercapai. Dalam proses pencapaian tujuan tersebut, tentunya dibutuhkan dukungan berbagai hal baik dari sisi guru maupun siswa. Salah satu aspek yang sering kali menjadi masalah dalam proses pembelajaran yaitu motivasi belajar siswa. Rendahnya motivasi belajar siswa di dalam kelas, akan sangat mempengaruhi keberhasilan pencapaian tujuan. Adapun kondisi yang bisa menjadi penyebab rendahnya motivasi belajar siswa di dalam kelas antara lain Belum adanya media pembelajaran yang menarik minat siswa untuk belajar, Model yang digunakan dalam pembelajaran belum variatif, metode pembelajaran yang digunakan belum variatif, dan Siswa merasa materi yang diajarkan saat pembelajaran terasa sulit.
Ada beberapa
alternatif solusi yang bisa dilakukan dari permasalahan motivasi peserta didik
seperti pemanfaatan media yang inovatif dan penggunaan model pembelajaran yang
bervariatif. Salah satu media yang bisa digunakan yaitu media AR (Augmented
Reality) untuk meningkatkan motivasi belajar peserta didik di dalam kelas.
Guru akan berperan sebagai fasilitator pembelajaran yang nantinya akan
merancang, melaksanakan, dan merefleksi proses pembelajaran. Selain itu, guru
juga memiliki tanggung jawab untuk menyiapkan dengan optimal media AR untuk
pembelajaran.
Ada beberapa tantangan yang dihadapi dalam pembuatan
media AR ini. Media AR (Augmented Reality) merupakan media yang
menggabungkan dunia nyata dan dunia virtual. Dalam merancang media ini
dibutuhkan kreatifitas dan keuletan yang tinggi. Media AR ini dibuat secara
online menggunakan menggunakan aplikasi berbasis website yaitu Assembler Edu.
Untuk menampilkannya, dibutuhkan perangkat dengan spesifikasi tertentu.
Perangkat tersebut juga harus memiliki ruang yang cukup untuk bisa menginstal
aplikasi pendukung media AR ini. Selain itu, waktu yang dibutuhkan untuk
membuat media AR tidak sedikit, sekitar 2-3 hari tergantung kompleksitas media.
Terkadang juga membutuhkan waktu yang sedikit lama untuk menampilkan media,
karena aplikasinya memang sedikit berat untuk dibuka.
Untuk menyikapi tantangan tersebut, maka
seorang guru hendaknya melakukan uji coba terlebih dahulu terhadap media agar
saat digunakan dalam pembelajaran tidak terjadi kendala yang berarti. Adapun
langkah-langkah yang dilakukan oleh guru untuk bisa menggunakan media AR di
dalam pembelajaran yaitu tahap persiapan, tahap pelaksanaan pembelajaran, dan
tahap refleksi. Pada tahap persiapan, seorang guru harus merancang perangkat
pembelajaran seperti RPP, LKPD, bahan ajar, instrumen penilaian, dan juga media
pembelajaran. Penulis membuat media pembelajaran AR menggunakan aplikasi
berbasis web yaitu assembler edu Untuk menghadapi tantangan berupa
lamanya pembuatan media AR, guru harus memiliki strategi yaitu menyiapkan
terlebih dahulu semua materi yang akan dimasukkan ke dalam media AR. Materi
yang akan dimasukkan ke media AR ini misalnya tentang peninggalan kerajaan
Islam di Indonesia, serta teks non fiksi raja kerajaan Islam di Indonesia. Di dalam
media AR ini berisi gambar-gambar kerajaan Islam di Indonesia beserta dengan peninggalannya.
Sebelumnya, penulis menyiapkan tablet sekolah untuk mengakses media ini.
Apapun langkah-langkah yang dilakukan penulis saat pembuatan media AR
adalah sebagai berikut:
a.
Menyiapkan gambar dan informasi tentang kerajaan Islam di Indonesia
beserta dengan peninggalannya.
b.
Mengedit gambar melalui canva agar lebih rapi saat dimasukkan ke dalam
media AR.
c.
Merancang visual media AR supaya mudah dioperasikan.
d.
Membuat media AR di aplikasi berbasis web Assembler Edu.
e.
Mempublikasi media AR dengan cara mengunduh QR code khusus yang
nantinya bisa diakses melalui aplikasi Assembler Edu.
Pada
saat pelaksanaan pembelajaran, media AR ini bisa digunakan di dalam proses
pembelajaran dengan model PBL (Problem Based Learning). Setelah peserta
didik melalui fase 1 (orientasi terhadap masalah), dan fase 2 (pengorganisasian
peserta didik untuk belajar), selanjutnya peserta didik menggunakan media AR
ini pada fase ke 3 yaitu penyelidikan secara berkelompok. Menggunakan arahan
yang ada di LKPD, peserta didik melakukan aktifitas pencarian informasi pada
media AR yang sudah disediakan oleh guru. Peserta didik melakukan scan QR
code yang telah disediakan oleh guru untuk bisa menampilkan media AR.
Peserta didik kemudian melakukan eksplorasi media AR tersebut dari satu halaman
ke halaman lain. Setelah menemukan informasi yang dibutuhkan, peserta didik
bersama dengan kelompoknya menuliskan hasil informasi yang ditemukan pada LKPD.
Selanjutnya, peserta didik akan melakukan presentasi hasil temuan informasi di
media AR di depan kelas. Aktivitas inilah yang nantinya bisa digunakan untuk
slaing bertukar informasi dan pengetahuan.
Tahap terakhir pemanfaatan media ini
adalah refleksi. Refleksi bisa dilakukan setelah proses pembelajaran dilakukan.
Refleksi yang dilakukan berupa refleksi secara keseluruhan terkait proses
pembelajaran, menganalisis hasil obserbvasi dan wawancara kepada peserta didik
terkait bagaimana pemanfatan media AR untuk pembelajaran di dalam kelas, dan
menganalisis artefak hasil pembelajaran peserta didik. Melalui kegiatan
refleksi ini guru bisa mengetahui seberapa efektif media AR ini untuk
pembelajaran di dalam kelas.
Dampak yang dihasilkan dari
pelaksanaan pembelajaran di kelas 4 SDN Kalirejo yaitu menggunakan media AR di
dalam pembelajaran terbukti efektif untuk meningkatkan motivasi peserta didik
dalam belajar. Materi yang dipilih oleh penulis merupakan materi yang kurang
diminati oleh peserta didik pada umumnya yaitu materi terkait sejarah kerajaan
di Indonesia. Dengan menggunakan media AR ini, peserta didik lebih antusias
dalam mempelajari materi tersebut. Peserta didik terlihat senang mencoba hal
baru yaitu menampilkan media AR di perangkat yang ada di sekolah. Pada hasil
observasi terhadap peserta didik, mereka sangat menyukai aktivitas pembelajaran
karena bisa bermain dengan media AR ini. Peserta didik berpandangan bahwa media
AR ini seperti mainan baru untuk mereka. Dari sini peserta didik tidak
berpikiran bahwa materi yang sedang dipelajari adalah materi yang sulit. Mereka
lebih termotivasi lagi untuk belajar karena ada media yang menarik. Dari proses
pembelajaran menggunakan media AR ini, hasil belajar peserta didik juga
meningkat. Hal ini dibuktikan dengan hasil evaluasi pembelajaran, dimana semua
peserta didik di kelas mencapai KKM yang ditentukan.
Respon mereka terhadap strategi yang telah lakukan di
dalam kelas yaitu terinspirasi dan ingin belajar untuk membuat media tersebut,
agar nantinya bisa digunakan di kelas lain. Keberhasilan proses pembelajaran
yang dilakukan oleh guru, tentunya berkat dukungan dari semua pihak. Kepala
sekolah memberikan dukungan penuh baik dalam perijinan penggunaan fasilitas
sekolah, dan pemberian saran serta masukan yang membangun. Rekan sejawat juga
memberikan motivasi yang besar bagi penulis untuk bisa memaksimalkan pembuatan
media AR. Kemudian, peserta didik di kelas juga merupakan salah satu faktor
keberhasilan dalam pelaksanaan aksi ini, karena mereka bisa dikondisikan dengan
baik, sehingga langkah-langkah dalam pembelajarn bisa terlaksana secara
optimal. Media AR sangat efektif untuk meningkatkan motivasi peserta didik
karena tampilannya yang menarik, sesuai dengan karakteristik peserta didik saat
ini, berisi hal baru yang mungkin belum pernah dilakukan oleh peserta didik,
dan juga bisa meningkatkan kreativitas serta inovasi guru dalam menyajikan
media pembelajaran di kelas.
0 Komentar